Tanya Jawab Seputar UI UX Desain — Bagian 2
Bagian dari program Mentoring UI UX Designer oleh Dilo Surabaya
Tulisan ini adalah lanjutan dari tanya jawab seputar UI UX Desain sebelumnya bagian 1.
Karena terlalu panjang, jadi saya pecah menjadi 2 bagian.
Buat kamu yang belum membaca bagian satu, bisa membacanya disini.
Sekarang mari kita lanjutkan ke partisipan berikutnya
Pertanyaa dari Irfan Dwi Haryo Sena, Intern UI Designer
Bagaimana tahapan meredesign UI yang sebelumnya sudah ada di dalam suatu startup?Atau hanya meredesign bagian yang sekiranya perlu diredesign/semuanya?
Pertanyaan ini mirip dengan pertanyaan yang sebelumnya tentang bagaimana memperbaiki desain suatu produk digital yang sudah ada.
Untuk tahapan pertama kita perlu evaluasi aplikasi startup tersebut. Mana yang bagus dan apa yang masih menyusahkan.
Kemudian perlu dicari tahu juga tentang kebutuhan penggunanya. Apakah tetap atau ada kebutuhan lain yang muncul.
Dari data tersebut kita bisa gunakan sebagai pertimbangan dalam memperbaiki desain dari suatu aplikasi startup.
Kemudian apakah harus meredesain bagian seperlunya atau semua?
Ini perlu dipertimbangkan dengan matang, terutama menggunakan data-data yang perlu dicari tahu sebelumnya.
Idealnya memang kita perbaiki bagian yang seperlunya aja karena itu lebih efektif dan tidak terlalu banyak waktu yang dibutuhkan oleh tim desainer dan developer.
Selain itu pengguna sendiri sudah terbiasa dengan desain yang sudah ada.
Kalau kita redesain semua, kita perlu siap-siap karena pengguna akan belajar lagi mengenai desain kita.
Dengan pertimbangan yang matang, mendesain ulang keseluruhan aplikasi jadi suatu keputusan yang bagus untuk startup.
Namun kalau kita belum punya pertimbangan yang matang dan hanya fokus pada UI, bisa saja user malah dapat masalah baru ketika update ke aplikasi yang terbaru.
Pertanyaan dari Soka Adzahara Arieka, Poltekkes Banten
Bagaimana membuat portofolio UI UX pertama bagi pemula? Dan apakah portofolio UX nya ada user testing?
Yang kita maksut portfolio ini seperti studi kasus kah?
Untuk membuat studi kasus kita bisa lihat contoh-contoh studi kasus yang sudah ada di internet karena sudah banyak.
Kita bisa mencari nya dengan kata kunci
UX Design Case Study
Biasanya di contohnya tersebut telah tersedia tahapan yang dilakukan dalam mendesain.
Selanjut nya dari contoh tersebut kita bisa mencoba membuat versi kita sendiri dengan ide aplikasi atau website yang berbeda.
User Testing dalam studi kasus adalah nilai tambah. Karena bagaimana pun desain yang bagus akan melewati test ke pengguna dan perbaikan yang terus menerus.
Jadi yaa belajar dan menerapkan user testing bagus untuk membuat studi kasus yang kita buat semakin kaya.
Pertanyaan dari Cindy Juniayi Hutapea, Mahasiswi
Lebih prefer ke ui design ato grapic design? Bedanya apa ya? Terimakasih
Ini tanya ke aku kah hehe? UI Desain maupun desain grafis adalah 2 kombinasi skill yang perlu kita pelajari untuk membuat desain yang bagus.
Jadi yaa belajar dua-duanya.
Kalau tanya bedanya, UI Desain lebih dikaitkan dengan mendesain produk digital seperti website dan aplikasi.
Kalau desain grafis lebih luas seperti mendesain poster, banner, majalah.
Pertanyaan dari Bintang Miftaqul Huda, UIN Malang
Kebanyakan startup dibidang it itu berasal dari orang biasa yang mengajak ahli it untuk bekerja sama atau dari orang yang memang ahli dibidang it tersebut?
Untuk membuat startup kita bisa dari bidang apa aja. Namun kalau produk yang ingin kita buat adalah digital seperti web dan aplikasi. Maka kita butuh untuk bisa ngoding atau setidaknya punya partner yang bisa ngoding untuk membuat produknya.
Kalau kita perhatikan biasanya dalam membuat startup setidaknya dibutuhkan di peran.
- Programmer yang ngoding atau untuk membuat produk digitalnya
- Desainer yang mendesain produknya
- Orang Bisnis yang mikirin gimana cara dapetin user serta cari uangnya.
Pertanyaan dari Erwinsyah Novaseptian, Haenkitchen, Food Startup
1. Bagaimana cara untuk belajar / mengasah skill UI/UX bagi orang non-designer?
2. Bagaimana tahapan proses pembuatan UI/UX web atau apps?
Untuk menjawab pertanyaan pertama cara untuk belajar dan mengasah skill UI/UX tidak ada halangan bagi siapapun meskipun non-designer.
Kalau kita mau komitmen waktu dan usaha untuk belajar, nantinya juga akan bisa pelan-pelan.
Untuk tahapan proses pembuatan UI/UX Web dan apps sudah saya jawab di pertanyaan sebelumnya.
Pertanyaan dari Royyan Nobeel, rapat.in
1. Bagaimana cara menerjemahkan hasil survey dari sebuah produk yang belum ada prototyping nya untuk menjadi sebuah MVP ?
2. Bagaimana best practice untuk menyederhanakan user journey sebuah produk untuk dapat lebih diterima oleh user ?
Pertanyaan pertama, dari hasil survey nya bisa dijadikan pertimbangan dalam membuat MVP.
Survey adalah satu metode UX Riset yang sering digunakan. Namun perlu diketahui bahwa hasil dari survey adalah mengkonfirmasi sesuatu atau mendapatkan angka tertentu terhadap sebuah data yang kita butuhkan.
Kalau tujuan kita menggali masalah, survey menjadi metode riset yang kurang tepat.
Kita bisa melakukan riset yang lebih fundamental lagi untuk memetakan permasalahan dan kebutuhan pengguna kita.
Untuk menjawab pertanyaan kedua, bagaimaan cara untuk menyederhanakan user journey. Bisa kita coba dengan menghilangkan step atau isian yang tidak terlalu penting dan fokus pada step yang paling penting.
Misalnya saat register kita bisa dengan hanya butuh phone number.
Yaudah phone number. Yang lainnya seperti nama, tanggal lahir, negara, dll bisa kita hilangkan.
Dengan begitu journey user dalam menggunakan aplikasi kita semakin sederhana.
Oke baiklah teman-teman sepertinya sudah selesai saya menjawab pertanyaan-pertanyaa dalam program Mentoring Dilo Surabaya.
Buat kamu yang masih ada pertanyaan bisa hubungi saya langsung melalui email ataupun social media.
Insyaallah nanti saya akan balas dan bantu menjawabnya. Terima kasih.